Laporan Kuliah kerja Lapangan Jawa-Bali

 

Hallo Teman-teman semua..


Terima kasih karna telah berkunjung ke Blog saya ini, jangan bosan-bosan untuk berkunjung agar kita dapat saling berbagi ilmu pengetahuan. Pada kesempatan kali ini saya akan membagikan tentang Laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) pertama-tama saya sangat berterima kasih kepada teman saya yang telah bekerja sama dan membantu menyelesaikan laporan ini semoga ilmu yang didapatkan dari Kuliah Kerja Lapangan dapat bermanfaatkan bagi saya dan teman-teman semua yang melaksanakannya. dan semoga laporan ini dapat membantu teman-teman semua dalam melakukan penulisan laporan yang benar. berikut ini adalah contoh dari Laporan Kuliah Kerja Lapangan yang telah diselesaikan oleh saya dan teman-teman.








LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)

JAWA- BALI

 

 

 

 

 



 

 

 

 

 

 

 

Oleh

Daniel.Y.Apaseray    (1711013)

Lukman Khakim    (1711008)

Muhamad.A.Aziz    (1711005)

 

 

 

 

 

 

 

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER BINA PATRIA MAGELANG  2020








MOTTO 

Saat Anda Gagal Mencapai Impian Anda, Jangan Pernah Berhenti Untuk Terus Mencoba Sampai Akhirnya Tak Ada Lagi Kekuatan Untuk Mencobanya.





Kata Pengantar

            Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena atas rahmat dan karunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan laporan KKL ini dalam keadaan sehat walafiat.

            Laporan KKL ini disusun sebagai salah satu prasyarat dalam menyelesaikan Program mata kuliah agenda Tahunan STMIK BIPA MAGELANG Jurusan S1 Teknik Informatika,. Dalam penulisan laporan KKL ini,saya membahas tentang hal-hal yang saya ketahui selama melaksanakan KKL Jawa-Bali.

Dengan segala keterbatasan ilmu dan sarana yang dimiliki, kami menyadari banyak kekurangan yang harus diperbaiki dalam laporan KKL ini. Untuk itu saya mengharapkan saran maupun kritikan yang membangun untuk penyempurnaan lebih lanjut dari laporan KKL ini. Semoga isi dari laporan KKL ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi mereka yang ingin mengetahui tentang lokasi kunjungan kerja KKL Jawa-Bali.





Daftar Isi

 

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i

HALAMAN MOTO............................................................................................ ii

KATA PENGANTAR....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... vi

      

 

BAB I  PENDAHULUAN

  1.1   Latar Belakang............................................................................................ 1

           1.2  Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

  1.3   Batasan Masalah ......................................................................................... 2

           1.4  Tujuan.......................................................................................................... 2

  1.5   Manfaat....................................................................................................... 3

  1.6 Metode Pembutan Laporan........................................................................... 4

             

BAB II  PEMBAHASAN

  2.1    Badan Perpustakaan Dan Arsip DIY......................................................... 5

  2.2    Dinas Koperasi UKM Denpasar Bali......................................................... 8

  2.3    Perusahaan Kaos krisna Bali ..................................................................... 13

 

 

 

BAB III  PENUTUP

            3.1    Kesimpulan................................................................................................... 17

            3.2    Saran............................................................................................................. 17








BAB I

PENDAHULUAN

 

ALATAR BELAKANG

Dalam usaha perwujudan mahasiswa yang berkualitas dan berdedikasi tinggi terhadap tugas dan kewajibannya tentu harus diiringi dengan pembekalan pengetahuan pengetahuan mengenai profesi yang disandanginya, sebagai mahasiswa jurusan teknik informatika dan sistem informasi dalam melaksanakan kuliah hendaknya tidak hanya memperoleh meteri didalam kelas saja, namun juga langsung praktek di lapangan. Melalui Kuliah Kerja Lapangan (KKL) sangat relevan diterapkan bagi mahasiswa, supaya mahasiswa pengetahuannya tidak menonton di dalam ruang kalas saja, namun juga mengetahui kondisi sosial budaya yang ada.

KKL (Kuliah Kerja Lapangan) merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh seluruh mahasiswa STMIK BINA PATRIA, kegiatan ini bertujuan untuk menambah wawasan mahasiswa tentang dunia kerja atau industri yang akan dihadapinya setelah lulus, karena sebuah teori atau praktek didalam kelas tidaklah akan bermanfaat jika mahasiswa tidak memanfaatkan dan mengembangkan dalam dunia kerja, maka dari itu kegiatan KKL ini bertujuan untuk, agar mahasiswa dapat mengetahui cara mengaplikasikan ilmu yang didapatkan di bangku kuliah ke dalam dunia kerja pada umumnya dan agar mahasiswa mempunyai daya saing tersendiri setelah mengetahui cara mengaplikasikan ilmu yang di dapatkan ke dalam dunia kerja.

 

 

 

 

 

B. RUMUSAN MASALAH

1.      Apa saja tugas, fungsi dan kewenangan BPAD DIY?

2.      Bagaimana proses pengolahan data pada BPAD DIY?

3.      Bagaimana rangkaian kegiatan di Dinas Koperasi UKM Denpasar Bali?

4.      Bagaimana rangkaian kegiatan di Perusahaan Kaos Khrisna di Bali?

 

C. BATASAN MASALAH

Adapun batasan masalah dari laporan Kuliah Kerja Lapangan ini antara lain ialah sebagai berikut:

1.      Sejarah serta latar belakang dari perusahaan yang dikunjungi.

2.      Bagian-bagian unit kerja dari perusahaan tersebut.

3.      Rangkaian kegiatan dari perusahaan tersebut.

 

D. TUJUAN

Adapun beberapa tujuan dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Program Studi Teknik Informatika tahun 2020 ini antara lain :

1.      Dapat mengetahui tugas, fungsi dan kewenangan BPAD DIY

2.      Dapat mengetahui proses pengolahan data pada BPAD DIY

3.      Dapat mengetahuirangkaian kegiatan di Dinas Koperasi UKM Denpasar Bali

4.      Dapat mengetahui rangkaian kegiatan di Perusahaan Kaos Khrisna di Bali

 

 

 

E. MANFAAT

Hasil kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Program Studi Teknik Informatika tahun 2020 ini diharapkan mampu mamiliki manfaat antara lain ialah sebagai berikut :

1.      Untuk Mahasiswa

a.       Mahasiswa mendapat inspirasi untuk bagaimana menerapkan Teknologi Informatika di dunia kerja dan dunia bisnis.

b.      Memberikan motivasi yang sangat besar dalam mengembangkan ilmu di dunia kerja baik di dalam perusahaan atau pengembangan usaha mandiri.

c.       Memberikan pemikiran kepada mahasiswa bahwa informatika memiliki peran penting dalam kemajuan sebuah perusahaan dan suatu usaha.

2.      Untuk Dosen

a.       Memberikan bekal kepada dosen dalam penyampaian materi maupun ilmunya di bangku kampus.

b.      Kegiatan KKL merupakan mediasi Dosen untuk menjelaskan materi Teknik Informatika.

c.       Dosen dapat memberikan suatu bentuk perkuliahan yang representatif ditempat obyek yang dijadikan KKL.

3.      Untuk STMIK

a.       Dari kegiatan KKL dapat meningkatkan kerja sama yang baik antara pihak STMIK dan Instansi yang dijadikan obyek KKL.

b.      Untuk menambah pengetahuan tentang teknologi yang digunakan oleh perusahaan sehingga para dosen mampu mengajarkan bagaimana teknologi tersebut mampu diterapkan di perusahaan-perusahaan yang telah dikunjungi.

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A. BADAN PERPUSTAKAAN DAN ARSIP DIY

1.      Sejarah

ERA SONO BUDOYO. Pada awal berdirinya, perpustakaan pertama kali di Indonesia bernama "Perpustakaan Negara RI" berdiri sejak bulan Januari 1948 atas anjuran Mr. Santosa (waktu itu menjabat Sekjen Kementrian PP dan K) dan Mr. Hendromartono. Sebagai pelaksana ditunjuk R. Patah, yang memulai tugas persiapannya bertempat di kamar samping dari Paviliyun Museum Sono Budoyo di Yogyakarta.

ERA KOTABARU. Dalam rangka persiapan ini, pada pertengaha tahun 1948 telah dapat dibuka sebuah Ruang Baca bertempat di Jl. Mahameru dan dibuka tiga kali seminggu diwaktu sore dari jam 16.00 - 18.00 WIB dengan dilayani dua orang petugas. Koleksi yang dimiliki lama-kelamaan juga berkembang seiring dengan perkembangan perpustakaan pada masa itu.

ERA TUGU KIDUL. Setelah mengalami Aksi Militer Belanda ke II, maka dengan modal yang masih ada Perpustakaan mendapat gedung di Jl. Tugu 66, bekas "Opendar Keeszaal en Bibliotheek" buatan Belanda dan mendapat tambahan alat-alat meubeler serta buku-buku daro OLB. Sejak itulah persiapan-persiapan dilanjutkan dengan penuh ketekunan, disamping penambahan formasi pegawainya.

ERA MALIOBORO. Perpustakaan Negara berkembang terus dari tahun ke tahun, akhirnya pada tanggal 17 Maret 1952 Perpustakaan Negara harus meninggalkan gedung di Jl. Tugu 66 (Sekarang Jl. P. Mangkubumi), karena dipandang sudah tidak representatif lagi dan dipindahkan ke gedung yang lebih besar di Jl. Malioboro 175, yakni bekas Toko Buku dan penerbitan "Kolf Bunning" hingga saat ini. Kepala perpustakaan R. Patah mendapatkan hak pensiun pada tahun 1958 (wafat pada hari minggu tgl 30 April 1966) dan digantikan oleh Bp. Dajoesman. pada masa ini perpustakaan mulai mengembangkan dan menggunakan sistem klasifikasi DDC atas anjuran Biro perpustakaan Kementrian PP dan K waktu itu. sebelumnya koleksi Perpustakaan Negara menggunakan sistem klasifikasi katalogus berupa buku (Sheaf Catalog), seperti yang digunakan di Perpustakaan Museum Sono Budoyo dan Perpustakaan Museum LKI di Jakarta.

ERA TENTARA RAKYAT MATARAM. Pada tahun 1978 nama Perpustakaan Negara Yogyakarta diganti menjadi "Perpustakaan Wilayah provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta" berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No. 0199/o/1978 tanggal 23 Juni 1978. Berdasarkan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta tanggal 4 Juli 1981 Nomor 136/Hak/KPTS/1981, kepada Perpustakaan Wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta diberikan izin Hak Pakai Tanah pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, yang terletak di Badran Kecamatan Jetis Kotamadya Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta dan juga dengan diterimanya DIP 1980/1981 dan 1981/1982 sejumlah Rp 121.000.000,- (seratus dua puluh satu juta rupiah), maka Perpustakaan Wilayah memiliki gedung baru.

 

2.     VISI DAN MISI

a.     VISI

Terwujudnya Peningkatan Kemuliaan Martabat Manusia Jogja

b.     MISI

Dalam upaya pencapaian terhadap visi Pemda DIY, maka misi yang akan dicapai dalam kurun waktu 2018-2022, sebagai berikut:

1.      Meningkatkan kualitas hidup, kehidupan dan penghidupan masyarakar yang berkeadilan dan berkeadaban.

2.      Mewujudkan Tata Pemerintahan yang Demokratis

 

 

 

 

 

3.      TUGAS POKOK DAN FUNGSI

Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 72 Tahun 2015Tentang Rincian Tugas dan Fungsi Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Tanggal 2 September 2015 menetapkan bahwa Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanakan kebijakan daerah di bidang perpustakaan dan kearsipan.

1.      penyusunan program urusan bidang perpustakaan dan kearsipan;

2.      perumusan kebijakan teknis urusan bidang perpustakaan dan kearsipan;

3.      Pengelolaan, pelestarian, dan pemanfaatan bahan pustaka;

4.      pembinaan perpustakaan instansi di lingkungan Pemerintah Daerah;

5.  pembinaan dan fasilitasi penyelenggaraan urusan perpustakaan dan kearsipan Pemerintah Kabupaten/Kota;

6. pengelolaan arsip inaktif dan statis sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan;

7.    pembinaan kearsipan pada pencipta arsip di lingkungan Pemerintah Daerah dan lembaga kearsipan daerah Kabupaten/Kota;

8.      pelindungan, pengembangan dan pemanfaatan dokumen/arsip dan bahan pustaka sebagai warisan budaya;

9.      fasilitasi pengelolaan arsip Kasultanan dan Kadipaten;

10. pemberdayaan sumberdaya dan mitra kerja urusan bidang perpustakaan dan kearsipan;

 

 

 

 


B.    KOPERASI UMKM PROVINSI BALI

1.     Sejarah

Pada tahun 1952 hingga 1965 Kantor Koperasi yang ada di Bali bernama Inspeksi Koperasi Propinsi  Sunda  Kecil  berkedudukan  di  Jalan  Rijasa  No.  1  Kreneng  Denpasar  yang  di pimpin  oleh  I Gusti  Gde  Raka.Tahun  1965  dalam  kepemimpinan  I  Gusti  Gde  Raka  ada  penyempurnaan  nama menjadi Perwakilan Direktorat Koperasi Daerah Tingkat I Bali yang berkedudukan di Denpasar.

 I Gusti Gede  Raka cukup  lama  memimpin  Koperasi  di  Bali  pada  akhirnya  diganti  oleh  I  Made Djapa,  BA  yang memimpin tahun 1965 hingga 1967. Pada  tahun  1967  Perwakilan  Direktorat  Koperasi  daerah  tingkat  I  Bali  berkedudukan  di Jakarta, sedangkan untuk di Bali Direktorat Koperasi Provinsi Bali berkedudukan di Jalan Rijasa No. 1 Kreneng  Denpasar  yang  di  pimpin  oleh  Drs.  I.  W.  D.  Punarbhawa  dari  tahun  1967  sampai  dengan tahun  1969.

Setelah  bergabung  dengan  Departemen  Dalam  Negeri  kurang  lebih  3  (tiga)  tahun  maka pada  tahun  1969  kembali  lagi  masuk  Departemen  Transmigrasi  dan  Koperasi  di  Jakarta, sedangkan untuk  di  Bali  bernama  Direktorat  Koperasi  Provinsi  Bali  berkedudukan  di  Denpasar  yang  menjadi Kepala adalah Bapak Soetikno dari tahun 1969 hingga 1978.Pada masa kepemimpinan Bapak Soetikno pada tahun 1975 pemerintah pusat membangun gedung/prasarana   pendidikan  dan   latihan   di   Bali   dengan   nama   PUSDIKOP   (Pusat Pendidikan Koperasi)  yang  diresmikan  oleh  Dirjen  Koperasi  yakni  Bapak  Ir.  Ibnu  Sudjono.

Perkembangan berikutnya  nama  PUSDIKOP  dirubah  menjadi  Balai  Latihan  Koperasi  (BALATKOP)  kemudian  terakhir menjadi  Balai  Diklat  Koperasi,  Pengusaha  Kecil  dan  Menengah.Pada  era  otonomi  daerah  kemudian dirubah  menjadi  UPT  Dinas  dengan  nama  UPT Diklat  Koperasi,  PK  dan  M  yang  bernaung  di  bawah Dinas Koperasi PK dan M Provinsi Bali.Bapak  Soetikno  menjadi  Kepala  Kantor  Wilayah  Direktorat  Jenderal  Koperasi  Provinsi  Bali sampai  tahun  1978  kemudian  diganti  oleh  Bapak  Drs.  Achmad,  terjadi  pula  perubahan  Departemen dari  Departemen  Tenaga  Kerja,  Transmigrasi  dan  Koperasi  menjadi  Departemen  Perdagangan  dan Koperasi sedangkan di  pusat  bernama  Direktorat  Jenderal  Koperasi.

Di  Bali  berubah pula  dari  Kantor Wilayah  Direktorat  Jenderal  Koperasi  menjadi  Kantor  Wilayah  Koperasi  Provinsi  Bali,  yang  menjadi Kepala  Kantor  Wilayah  adalah  Drs.  Achmad.  Pada  masa  kepemimpinan  beliau  Kantor  Wilayah Koperasi  Provinsi  Bali  pindah  dari Jalan  Rijasa  No.  1  Kreneng  Denpasar  ke  kompleks  Niti  Mandala, Jalan  D.I.  Panjaitan  Renon  Denpasar,  peresmian  gedung  dilaksanakan  oleh  Bapak  Prof.  DR.  Ir. Sudjanadi pada tanggal 11 Desember 1980. Pada tahun 1980 terjadi pergantian pimpinan dari Drs. Achmad diganti oleh Bapak Sudarlan, BA  yang  diberi  kepercayaan  menjadi  Kepala  Kantor  Wilayah  Koperasi  Provinsi  Bali  kurang  lebih selama  5  tahun  yaitu  sampai  dengan  tahun  1985  dan  kemudian  digantikan  oleh  Bapak  Drs.  Leman Sumantri.  Akhir  tahun  1987  Bapak  Drs.  Leman  Sumantri  dilantik ke  Jakarta,  beliau  diangkat  menjadi Direktur  di  pusat  dan  diganti  oleh  Bapak  M.  Indris  Jusuf  menjadi  Kepala  kantor  Wilayah  Departemen Koperasi Provinsi Bali hingga tahun 1991. Pada tahun 1991 beliau jatuh sakit yang cukup lama sampai akhirnya beliau menghadap Tuhan Yang Maha Esa awal tahun 1991 dan disaat itu juga Kepala kantor Wilayah Departemen Koperasi Provinsi Bali mengalami kekosongan.

Tahun  1992  Pusat  menunjuk  Kepala  Bagian  Tata  Usaha  Kantor  Wilayah  Departemen Koperasi  Provinsi  Bali  yang  pada  saat  itudi  jabat  oleh  Bapak  I  Nyoman  Mataram,  B.Sc  sebagai pelaksana  tugas  Kepala  Kantor  Wilayah  Departemen  Koperasi  Provinsi  Bali.  Tahun  1992  sampai dengan tahun 1996 yang menjadi Kepala Kantor Wilayah Departemen Koperasi Provinsi Bali dipimpin oleh  Soemadri  Widodo,  B.Sc,  di  mana  pada  tahun  1994  terjadi  perubahan  nama  dari  Departemen Koperasi Republik Indonesia menjadi Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil Republik Indonesia, sedangkan untuk di Bali menjadi Kantor Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil  Provinsi  Bali. Tahun  1966  sampai  dengan  bulan  Mei  2001  Kepala  Kantor  Wilayah  Departemen Koperasi  Pengusaha  Kecil  Provinsi  Bali  adalah  I  Gusti  Bagus  Puspanegara,  SH.  Pada  tahun  1999 terjadi   penyempurnaan   nama   Departemen   yaitu   dari   Departemen   Koperasi   dam   Pembinaan Pengusaha  Kecil  Republik  Indonesia  menjadi  Departemen  Koperasi,  Pengusaha  Kecil dan  Menengah Republik  Indonesia  pada  tahun  1999,  sedangkan  untuk  di  Bali  menjadi  Kantor  Wilayah  Departemen Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali. Dengan  adanya  UU  RI  No.  22  tahun  1999  tentang  Pemerintahan  Daerah  yang  dalam pelaksanaannya  diawali  dengan  penyerahan  P3D  ke  Pemda  Bali,  Kantor  Wilayah  Departemen Koperasi  Pengusaha  Kecil  Menengah  Provinsi  Bali  yang  dilikuidasi  dalam  proses  menjadi  Dinas Koperasi,  Pengusaha  Kecil  dan  Menengah.  Selanjutnya  di  antara  departemen  yang  dilkuidasi  Kantor Wilayah  Departemen  Koperasi,  PK  dan  Menengah  Provinsi  Bali  menjadi  Dinas  Koperasi  Usaha  Kecil dan  Menengah  Provinsi  Bali  sesuai  dengan  Peraturan  Daerah  No.4  tahun  2001  tanggal  21  Maret 2001. Pada  Bulan  Mei  2001  terjadi  mutasi  dari  pejabat  lama  yang  dijabat  oleh  I  Gusti  Bagus Puspanegara, S.H diganti oleh Ir. Ida Bagus Ketut Alit sesuai dengan keputusan Gubernur Bali Nomor :821.2/6796/KEPEG,  tanggal  28  Mei 2001  yang  langsung  menjadi  Kepala Dinas  Koperasi,  Pengusaha Kecil dan Menengah Provinsi Bali tahun 2008. Pada tanggal 27 Februari 2008, Ir. Ida Bagus Ketut Alitdimutasi ke Dinas Peternakan Provinsi Bali. Selanjutnya Kepala Dinas Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah  Provinsi  Bali  diisi  oleh  Drs.  I  Made  Rasma,  MT  sesuai  dengan  surat  keputusan  Gubernur Bali  Nomor  :  821.22/1302/BKD  tanggal  27  Februari  2008.  Drs.  I  Made  Rasma,  MT  pensiun  per  20 Januari 2009 dan digantikan oleh I Wayan Suasta, SH sesuai denganSurat Keputusan Gubernur Bali Nomor : 15/04-G/HK/2009 tanggal 15 Januari 2009. Kepemimpinan dilanjutkan dengan Mutasi Eselon II  pada  tanggal  10  Juli  2009  dengan  Keputusan  Gubernur  Bali  Nomor  :  886/04-G/HK/2009  tanggal  7 Juli 2009 dimana I Wayan Suasta, SHdigantikan oleh I Dewa Nyoman Patra, SH, MH.

 

2.      Pengertian Koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau Badan Hukum Koperasi dengan melakukan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan (UU No. 25 Tahun 1992).

 

3.      Prinsip-Prinsip Koperasi

Prinsip-prinsip koperasi adalah:

1.      keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka;

2.      pengelolaan dilakukan secara demokratis;

3.      pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha anggota;

4.      pemberian balas jasa yang terbatas atas modal;

5.      kemandirian;

6.      pendidikan perkoperasian;

7.      kerja sama antarkoperasi.

 

4.      Tata Cara Pendirian Koperasi

Dalam UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, yaitu dalam Pasal 6 sampai dengan 8 disebutkan bahwa persyaratan untuk pembentukan koperasi adalah sebagai berikut.

1.      Persyaratan pembentukan koperasi didasarkan atas bentuk koperasi yang akan dibentuk, yaitu apakah koperasi primer atau koperasi sekunder.

2.      Untuk persyaratan pembentukan koperasi primer memerlukan minimal 20 orang anggota. Untuk persyaratan pembentukan koperasi sekunder memerlukan minimal 3 koperasi yang telah berbadan hukum.

3.      Koperasi yang dibentuk harus berkedudukan di wilayah negara Republik Indonesia.

4.      Untuk pembentukan koperasi dilakukan dengan akta pendirian yang memuat anggaran dasar.

5.      Anggaran dasar koperasi harus memuat sekurang-kurangnya:

 

5.      Tujuan Koperasi

1.      Terwujudnya koperasi yang berprestasi.

2.      Terwujudnya pertumbuhan koperasi dan UMKM.

3.      Terwujudnya koperasi dan UMKM yang meningkat modal usahanya.

4.      Terwujudnya pemasaran produk dan kemitraan KUMKM.

 

6.      Tugas dan Fungsi:

Tugas :

1.      Membantu  Gubernur  melaksanakan  urusan  pemerintahan  bidang koperasi, usaha kecil  dan menengah yang menjadi kewenangan daerah.

2.      Melaksanakan  tugas  dekonsentrasi  sampai  dengan  dibentuk  Sekretariat  Gubernur  sebagai Wakil Pemerintah Pusat dan melaksanakan tugas pembantuan sesuai bidang tugasnya.

 

Fungsi :

1.      Perumusan  kebijakan teknis di  bidang  koperasi, usaha kecil  dan menengah yang  menjadi kewenangan Provinsi;

2.      Pelaksanaan   kebijakan   di   bidang   koperasi,   usaha   kecil   dan   menengah   yang   menjadi kewenangan Provinsi;

3.      Penyelenggaraan administrasi Dinas bidang koperasi, usaha kecil dan menengah;

4.      Penyelenggaraan evaluasi dan pelaporan Dinas; dan

5.      Penyelenggaraan fungsi lainyang diberikan oleh Gubernur terkait dengan tugas dan fungsinya

 

C. PERUSAHAN KAOS KRISNA BALI

1.      Singkat Cerita

Untuk bisa menjadi besar, harus melalui proses dari yang kecil dahulu. Prinsip ini juga dilalui Cok Konfeksi. Mulai bergerak di tengah ketatnya persaingan usaha sejenis di tahun 1994, Cok Konfeksi mengawali dengan langkah kecil, menerima pesanan jahit kecil-kecilan dari tempat usaha sepetak. Kegigihan I Gusti Ngurah Anom sebagai pemilik usaha dalam membangun jaringan kerja dan mendatangkan pesanan dari berbagai lapisan pangsa pasar, menjadiawal sukses besar. Seiring waktu,

Langkah ini makin cepat dan makin besar. Perkembangan yang pesat dicapai, hingga kini Cok Konfeksi dikenal sebagai salah satu usaha konfeksi besar yang ada di Bali. Berbagai kebutuhan konfeksi terutama kaos dipasok dari nama popular yang berlokasi di Jl. Nusa Indah No. 79 Denpasar ini.

2.      Sejarah Berdirinya Cok Konveksi

Tak selamanya mereka yang nakal luar biasa saat kecil akan berakhir dalam kegagalan hidup di masa depannya.Namun justru terkadang bila dsatang sebuah kesempatan dan kepercayaan yang dilandasi dengan rasa sadar maka siapapun mereka dengan masa lalu kelamnya akan dapat berubah menjadi sosok yang luar biasa yang siap menyongsong kesuksesan kehidupan barunya.

Gusti Ngurah Anom, begitu nama lengkap pria asl Buleleng 5 Maret 1971 ini lahir dan dibesarkan di daerah Tangguwisia, sebuah desa kecil di kecamatan Seririt, kabupaten Buleleng , Bali. Pak Anom lahir dari rahim Made Taman dan menjadi bungsu dari 7 bersaudara yang hidup sangat dekat dengan kemiskinan dalam kebersahajaan keluarga petani.Anom dinyatakan lulus SMP dan dapat melanjutkan studinya di SMA yang berjarak 3 kilometer dari rumahnya.Tiba –tiba sang ayah memanggil Anom, dan mengatakan bahwa Anom harus berhenti karena orangtua tidak mampu.Di bebani dengan syarat itu, seketika hati Anom terluka, masa depannya seolah terberangus, Ia marah merasa sebagaiu anak terakhir yang diperlakukan berbeda dari semua saudaranya hingga tega untuk memutuskan kesempatannya bersekolah di SMA.

Keberuntungan menyertai Anom saat itu, aksi bersih –bersihhya dilihat langsung oleh pemilik Hotel Rani yang kemudian langsung menghampirinya. Kesempatan ini dimanfaatkan Anom untuk meminta izin agar diperbolehkan menumpang di Pos SATPAM sambil sebelumnya menceritakan ikhwal kisah perantauannya dari Buleleng hingga tiba di Sanur.

Dalam waktu yang relatif singkat, nama Krisna Oleh –Oleh Khas Bali cepat populer, jaringan kerjasama yang dibangun Anom dengan praktisi pariwisata dan komponen pendukungnya seperti biro perjalanan, Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) dan juga para pengemudi jasa angkutan wisata, taxi dan sebagainya dirasa sebagai terobosan jitu semakin mentenarkan nama Krisna Oleh –Oleh Khas Bali sebagai pusat belanja oleh –oleh khas Bali dengan harga murah bermutu yang tidak pernah sepi dari serbuan pengunjung.

Belum berakhir disini, keberhasilan Krisna Oleh –Oleh Khas Bali Nusa Kambangan kembali memacu gairah wirausaha Anom untuk mempersembahkan sebuah mega areal pusat belanja oleh –oleh terbesar di Bali.Benar saja, bermula dari keagresifan dan semangat pantang menyerah akhirnya pada tanggal 16 Mei 2009 diresmikan sebuah imperium dagang mega outlet pusat perbelanjaan Krisna Oleh –Oleh Khas Bali di kawasan Sunset Road Kuta, yang sengaja dibangun untuk memudahkan dan memanjakanpara wisatawan untuk berbelanja memperoleh cenderamata khas Bali dengan nyaman, hemat di tempat yang respresentatif dengan keindahan sunsetnya. Belum juga berakhir sampai disitu, dengan segala ketulusan hati ingin menampung tenaga kerja dan menyalurkan hasil karya pengrajin lebih banyak lagi, Anom memperluas lagi areal Krisna Oleh –Oleh Khas Bali Sunset Road tersebut menjadi dua kali lipat ( seluas 1000 m2 ) sehingga semakin menguatkan gaung Krisna Oleh –Oleh Khas Bali sebagai pusat oleh –oleh terbesar di Pulau Dewata.

Terinspirasi dari denyut kehidupan dikawasan Kuta yang tak pernah padam, muncul dinenam Anom untuk mengikuti irama kehidupan. Tahun 2010 didirikanlah Krisna Oleh –Oleh Khas Bali yang ke empat dengan nama Rama Krisna Oleh –Oleh Khas Balidengan konsep buka 24 jam non stop.Ini menandakan kehidupan pariwisata Bali yang tidak akan pernah berhenti.

Kini di tengah kebesaran industri dagang yang berkibar itu, Anom tidak kehilangan kearifannya, Ia semakin banyak melibatkan diri pada kegiatan sosial dan berada di balik banyak bantuan bagi mereka yang kurang mampu, panti asuhan dan berbagai kegiatan kemasyarakatan. Ia ingin membagi berkah yang telah dititipkan Tuhan kepadanya, menebarkan keseimbangan hidup dengan kebaikan yang tulus sebagai wujud syukur kepada Sang Pencipta yang telah menggariskan perjalanan hidupnya dengan mengubah amarh menjadi limpahan berkah.

3.      Beberapa Lokasi Cok Konveksi

a.       Pada tanggal 16 Mei 2007 untuk pertama kali dibuka pusat oleh-oleh terintegrasi, KRISNA, di Jl. Nusa Indah No. 77 Denpasar. Dengan lokasi di tengah kota yang mudah dijangkau dekat dari Taman Budaya (Art Centre), KRISNA menawarkan konsep one stop shoping untuk berbagai kebutuhan akan oleh-oleh khas Bali, mulai dari souvenir kerajinan tangan, kaos-kaos khas KRISNA, lukisan dan barang seni lainnya, hingga berbagai makanan ringan khas dari Bali.

b.      Menyusul outlet pertama, 16 Mei 2008 KRISNA 2 dibuka pada lahan yang lebih luas lagi di Jl. Nusa Kambangan No. 160 A Denpasar. Pembukaan KRISNA 2 untuk memenuhi permintaan pelanggan dan klien yang ingin lebih mudah lagi menjangakau KRISNA dari berbagai arah.

c.       Posisi yang sangat strategis di jalur pariwisata internasional, di Jl. Sunset Road 88 Kuta, banyak kelebihan yang ditawarkan di tempat yang buka sejak 16 Mei 2009 ini. Berdiri di atas lahan seluas 1,4 hektar, menjadikan KRISNA 3 sebagai mega outlet oleh-oleh khas Bali.

d.      Pusat oleh-oleh ini berada pada jalur Bandara Internasional Ngurah Rai dengan jarak tidak sampai 1 km. dari bandara. RamaKRISNA buka 24 jam. Ini menjadi satu-satunya pusat belanja oleh-oleh khas Bali yang buka

e.       Kini telah hadir Krisna 5, yang berlokasi di Desa Temukus –Singaraja, dekat Pantai Lovina yang merupakan Pusat Oleh –oleh Terbesar dan Terlengkap di Pulau Dewata.

 


 


BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Seperi yang telah kita ketahui bersama kegiatan Kuliah Kerja Lapangan bertujuan untuk memberikan mahasiswa pengalaman serta wawasan dalam dunia kerja yang sesungguhnya, sesuai dengan jurusan perkuliahan yang dipelajari.

Berdasarkan pada seluruh kegiatan Kuliah Kerja Lapangan yang telah dilakukan oleh penulis pada BPAD DIY & DINAS KOPERASI UKM serta KAOS KRISNA BALI dan berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis menarik kesimpulan sebagai beriku :

Kuliah Kerja Lapangan yang telah diprogramkan oleh perguruan tinggi ini memang bertujuan dalam memberikan pengalaman dan wawasan kepada mahasiswa mengenai kehidupan di masyarakat maupun dunia kerja. Pengalaman belajar yang diperoleh dari kegiatan Kuliah Kerja Lapangan yang didapatkan mahasiswa harapannya dapat memberikan bekal hidup dalam bersosialisasi selepas dari perguruan tinggi nanti.

 

B.     SARAN

1.      Perlu adanya penambahan fasilitas yang masish dianggap kurang seperti tempat parker,transportasi, dan akomodasi. Karena hal tersebut sangat berpengaruh bagi kemajuan jasa pariwisata diBali.

2.      Mengatur jadwal yang lebih baik agar dapat menikmati wisata tanpa terburu-buru.

3.      Semoga dengan adanya pembelajaran diluar lingkungan kampus ini membuat mahasisswa menjadi berfikir objektif mengenai pentingnya untuk selalu mencinti budaya bangsa. Serta tidak lupa menjaga dan melestarikan asset budaya bangsa.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


                    

 



Comments

Popular posts from this blog

Menghitung Nilai Mahasiswa Dengan Netbeans

MEMBUAT KABEL UTP STRAIGHT & CROSS